Rabu, Oktober 21, 2009
Andai kau ijinkan
Walau sekejap memandang
Kubuktikan padamu
Aku memiliki rasa
Cinta yang ku pendam
Tak sempat aku nyatakan
Karena kau telah memilih
Menutup pintu hatimu
Ijinkan aku membuktikan
Inilah kesungguhan rasa
Ijinkan aku menyayangimu
Sayangku ooh
Dengarkanlah isi hatiku
Cintaku ooh
Dengarkanlah isi hatiku
Bila cinta tak menyatukan kita
Bila kita tak mungkin bersama
Ijinkan aku tetap menyayangimu
Sayangku ooh
Dengarkanlah isi hatiku
Cintaku ooh
Dengarkanlah isi hatiku
Aku sayang padamu
Ijinkan aku membuktikan
Kamis, Oktober 01, 2009
gempa sumatera
Jumat, September 25, 2009
Rabu, September 09, 2009
seuntai kata
Sabtu, September 05, 2009
Save You- simple plan
Just another step until I reach the door.
You'll never know the way it tears me up inside to see you..
I wish that I could tell you something to take it all away.
[Chorus] Sometimes I wish I could save you,
And there's so many things that I want you to know.
I won't give up 'til it's over.
If it takes you forever, I want you to know..
When I hear your voice,
It's drowning in the whispers.
It's just skin and bones,
There's nothing left to take.
And no matter what I do,
I can't make you feel better.
If only I could find the answer to help me understand..
[Chorus] Sometimes I wish I could save you,
And there's so many things that I want you to know.
I won't give up 'til it's over.
If it takes you forever, I want you to know that..
If you fall, stumble down, I'll pick you up off the ground.
If you lose faith in you, I'll give you strength to pull through.
Tell me you won't give up,
'Cause I'll be waiting if you fall.
You know I'll be there for you.
If only I could find the answer to take it all away..
[Chorus] Sometimes I wish I could save you,
And there's so many things that I want you to know.
I won't give up 'til it's over.
If it takes you forever, I want you to know..
I wish I could save you..
I want you to know..
I wish I could save you..
Ungu - Dilema Cinta
Seberapa salahkah diriku
Hingga kau sakiti aku begitu menusukku
Inikah caramu membalas
Aku yang selalu ada saat kau terluka
*courtesy of LirikLaguIndonesia.net
Seberapa hinanya diriku
Hingga kau ludahi semua yang ku beri untukmu
Tak ada satu pun perasaan yang mampu membuatku begitu terluka
Namun ku terlanjur mencintai dirimu
Terlambat bagiku pergi darimu
Bagiku terlalu indah perasaan itu
Tak mudah untukku menjauh darimu
Telah ku coba segala cara
‘Tuk bahagiakan kamu
Merebut hatimu
Namun tak semudah yang ku bayangkan
Bila kau tak inginkan ku ’tuk di sisimu
Tak pernah kurasakan sebelumnya
Menginginkan dirinya hingga ku tak kuasa
Meyakini hatiku bahwa ku mampu berlalu
Namun ku terlanjur mencintai dirimu
Terlambat bagiku pergi darimu
Bagiku terlalu indah perasaan itu
Tak mudah untukku menjauh darimu
Namun ku terlanjur mencintai dirimu
Terlambat bagiku pergi darimu
Bagiku terlalu indah perasaan itu
Tak mudah untukku menjauh darimu
Kamis, Agustus 20, 2009
Luka ku - D'masiv
Sebenarnya Ku Tak Pernah Ada Rasa Cinta
Aku Tak Mengerti
Seolah Kau Beri Harapan Yang Pasti
Membuaiku Dengan Penuh Keindahan
Tanpa Disadari Cinta Itu Hadir
Dan Aku Tak Sanggup Menghindari
Kau Berikan Aku Kesejukan
Yang Tak Pernah Aku Rasakan Sebelumnya
Reff :
Tapi Ternyata Kau Ada Yang Memiliki
Sungguh Kau Buatku Kecewa
Aku Terluka Melihatmu Dengannya
Sungguh Ku Ingin Kau Menyadari
Tanpa Disadari Cinta Itu Hadir
Dan Aku Tak Sanggup Menghindari
Kau Berikan Aku Kesejukan
Yang Tek Pernah Aku Rasakan Sebelumnya
Back To Reff
Ingin Aku Untuk Melupakan Bayanganmu
Berhenti Untuk Mengejarmu... Ooo...Ooo
Back To Reff
Selasa, Agustus 04, 2009
Matahariku
Kau hadir laksana terbitnya mentari pagi dan aku adalah kupu-kupu kecil yang kehilangan semangat hidupnya tak mampu tuk terbang.kau lah Mentari yang menghangatkan tubuhku, mencairkan kebekuan hatiku yang lama tersimpan,cahyamu lembut membelai wajahku, sinarmu berikan aku semangat, harapan, dan warna baru dalan hatiku. kupu-kupu kecil telah berani terbang bebas. namun kini cahyamu meredup, terhalang segumpal awan yang datang entah dari mana,dan kau pun senag memberikan cahyamu padanya. Perlahan, semangat, harapan, serta warna dalam hatiku pun sirna. Ingin kurebut kembali cahyamu atau ku beranjak dari tempatku untuk dapatkan seberkas cahyamu lagi. Namun kurasa kau telah bahagia berikan sinarmu padanya dan dia pun senang dibelai lembutnya cahyamu. Matahariku, janganlah kau segera bersembunyi dibalik awan, atau meninggalkan ku sendiri menatapmu terbenam dalam jingganya sang senja.
Minggu, Agustus 02, 2009
Lyric Chord D'Masiv - Jangan Menyerah
F G C
F G Am
F G C
F G Am
Tak ada manusia
F G Am
Yang terlahir sempurna
F G Am
Jangan kau sesali
F G C
Segala yang telah terjadi
F G Am
Kita pasti pernah
F G Am
Dapatkan cobaan yang berat
F G Am
Seakan hidup ini
F G C
Tak ada artinya lagi
[chorus]
F G Am
Syukuri apa yang ada
F G C
Hidup adalah anugerah
F G Am
Tetap jalani hidup ini
F G C
Melakukan yang terbaik
[intro] F G Am
F G C
[chorus2]
F G Am
Tuhan pasti kan menunjukkan
F G C
Kebesaran dan kuasanya
F G Am
Bagi hambanya yang sabar
F G C
Dan tak kenal Putus asa
[interlude] F G Am F G C F G Am
F G C
[Outro] F G Am
F C
diambil dari:
http://dewamp3.com/dmasiv/jangan-menyerah
Terlalu Indah - Cokelat
Harapan jiwaku
Hadirnya dirimu
Datangnya bayangmu
Menyentuh jiwa ini
Menghanyutkan semua angan
Apa yang ku cari
Hanyalah asaku
Kepada dirimu
Seluruh hidupku
Berikan kepadaku
Setitik rasa itu
Aku mencoba
Ungkap rasa ini
Karna ku tak sanggup
Tak mampu tuk berbicara
Begitu berat untuk ku katakan
Tak sanggup ku menatapmu
Terlalu indah bagiku
Adakah berarti
Diriku bagimu
Akankah hatimu terbuka untukku
Di mana celah itu
Kan ku beri sinarku
Takkan hatiku berharap
Bila suatu saat nanti
Semua kan terjadi
Oh
Rabu, Juli 22, 2009
Terorisme
Bom meledak lagi. kali ini terjadi di hotel ritz charlton dan JW marriott pada hari jum'at 17/07/2009. banyak korban berjatuhan baik warga negara indonesia maupun warga negara asing. belum di ketahui pasti motif dibalik peledakan tersebut. namun dapat di duga hal ini masih merkaitan dengan jaringan teroris pimpinan Nurdin M Top. mudah mudahan para pelaku dan jaringan terisme di indonesia dapat segera tertangkap dan diadili seadil-adilnya sehigga keamanan di Indonesia dapat kembali stabil dan tidak terjadi lagi hal serupa di masa yang akan datang.
Rabu, Juli 15, 2009
virus facebook
sabtu tanggal 11 juli kemaren suruh ikut pelatihan karang taruna di rangkasbitung, tempatnya di wisma PGRI. ga tau jalan gw minta anterin becak aja, nyampe juga deh. bayar goceng, tapi yang penting ga nyasar, hehee...
pas masuk ternyata udah mulai. udah lama lagi, w telat deh.., dengerin pembicaranya yang ga' lain adalah Ua atau pak de gw, cuma sekitar satu jam kemudian kelar. abis itu dapet insentif deh lumayan buat isi pulsa..., trus makan, balik deh. eh tapi baliknya ga ke rumah lagi, tapi ke rumah sodara. nginep semalem disana gw malah nyebarin firus facebook sama sodara-sodara sepupu gw, tante gw juga ikut kena, hehee.. minta di downloadin opera mini, trus bikinin e-mail, fecebook juga. empat orang terinfeksi virus facebook dari gw.
besoknya abis dzuhur gw brangkat deh ke bekasi. di facebook gw jadi rame ama empat orang itu...,pada ngomentarin status gw. lumayan buat lebih deket lagi sama sodara, menjalin silaturahmi dengan facebook.
Selasa, Juli 07, 2009
Pilpres 2009
Hari ini 08 Juli 2009, adalah hari dimana pemilihan presiden akan dilangsungkan. Pemilu kali ini menghadirkan tiga pasang kandidat calon presiden dan wakil presiden 2009-20014. antara lain adalah Megawati-prabowo dengan nomor urut 1, SBY-Boediono nomorurut 2, dan pada nomor urut 3 ada Jusuf Kala-Wiranto. Dengan jargon, visi, misi, dan konsep yang berbeda-beda, mereka siap untuk bersaing, mempereburkan kursi RI 1.
Kita sebagai warga negara yang baik sudah seharusnya iktserta mensukseskan terlaksananya pemilu ini. dengan menyalurkan hak pilih kita berikan suara kepada salah satu kandidat pilihan kita. Karena masa depan bangsa ini ada ditangan kita dan Mudah-mudahan pelmilu kali ini dapat berlangsung dengan tertib, aman dan lancar.Jangan sampai ada hal-hal yang tidak diinginkan terjadi. Kita berharap siapapun yang terpilih sebagai presiden dan wakil presiden dapat memajukan Republik ini, dapat lebih baik lagi dari sebelumnya, dan apa yang kita cita-citakan dapat terwujud.
Best Between Good
has i been best for you?
the answer sure not.
there somebody best for you.
you ever say that you will watch over feeling one who miss to you and you love. aren't I you are purpose? obvious not.
Minggu, Juni 28, 2009
Study Tour
Hari itu, kamis 25 Juni 2009, pagi yang cerah dan mentari tersenyum menyapaku. Aku tiba di kampus setelah 10 menit berjalan kaki dari kost-an ku. Didepan gedung fisip sudah ada beberapa orang yang berkumpul. Satu buah bis juga sedang menunggu kedatangan para mahasiswa jurusan Ilmu Pemerintahan dan Ilmu Administrasi Negara yang akan pergi ke Gedung Arsip Nasional dan Museum Fatahilah di Jakarta. Ya, hari ini kami akan study tour untuk memperdalam ilmu dalam mata kuliah Sejarah Pemerintahan
Kami pun naik kedalam bis yang berisikan kurang lebih 30 kursi, lengkap dengan pendingin ruangan serta satu buah televisi. Bis yang merupakan milik universitas ini terbilang masih sangat baik kondisinya serta nyaman. dan sesaat kemudian berangkatlah rombongan kami meninggalkan kampus Unisma Bekasi. Dalam perjalanan kami saling bercanda, berbagi cerita, ada juga yang tidur, mendengarkan musik, dan lain sebagainya.
Pada pukul 9.30 kami tiba di gedung arsip nasional atau disebut juga ARNI (Arsip Nasional Republik
Setelah pengunjung lain telah selesai, kami pun diperbolehkan untuk naik ke lantai dua. Dengan menaiki tangga. Ternyata di sini adalah tempat pajangan foto-foto tentang perjuangan bangsa
Setelah lampu dimatikan, diputarlah film pendek tersebut. Segala informasi mengenai gedung arip nasional mulai dari sejarahnya, kegunaan, proses pengarsipan, dan lain sebagainya dijelaskan dalam film yang berdurasi kurang lebih 10 menit ini. Banyak informasi dan pengetahuan yang dapat diambil dari film tersebut.
Setelah film selesai, datanglah seorang arsiparis bersama bapak Andi, dan pemandu yang tadi yang bernama ibu Sri beliau menempati bangku didepan yang untuk pembicara. Dimulai dengan memperkenalkan diri, bapak itu bernama Langgeng. Beliau adalah seorang lulusan Sejarah. setelah mengucapkan sambutannya, Bapak Langgeng kemudian menjelaskan tentang koleksi-koleksi yang dimiliki oleh ANRI, macam-macamnya, serta hal-hal lain yang lebih detail mengenai arsip nasional ini, khususnya yang menyangkut tentang sejarah pemerintahan
Kemudian dari ruangan itu, kami diperbolehkan masuk ke ruang baca atau perpustakaan. Dialam ruang baca terdapat banyak buku tentang arsip, sejarah, serta buku lainnya. Di
Selesai sholat kemudian kami menuju bis untuk makan siang. Karena lapar dan capek kami pun makan dengan lahapnya. Setelah makan siang, perjalanan pun dilanjutkan kembali. Kali ini menuju museum fatahilah, Jakarta Barat. Perjalanan kali ini sepertinya rombongan sudah banyak yang capek, apalagi sesudah makan pastinya semua terdiam di kursi masing-masing dan banyak pula yang tertidur, hanya sedikit saja dari mereka yang masih mengobrol dan bercanda. Cukup lama kami menempuh perjalanan ini. Ditambah dengan macetnya lalu-lintas di
Setelah melewati
Kami kemudian diajak menuju suatu tempat yang di dindingnya terdapat papan besar bertuliskan bahasa belanda. Pak kumis itu kemudian membuka acara wisata kami dengan mengucapkan selamat datang pada kami, mengenalkan sejarah gedung tua tersebut, dan dijelaskan pula arti tulisan yang ada di papan besar tersebut yang intinya berisi tentang pembangunan dan peresmian gedung tersebut. Dari penjelasannya, gedung ini dahulunya pernah dipakai untuk pengadilan, penjara bawah tanah, basis pertahanan belanda di
Sampai akhirnya kami pun selesai menjelajahi seluruh isi museum ini. Dan seperti biasa, penjelajahan ini kami akhiri dengan foto bersama. Selanjutnya kami bebas bermain dulu sebelum pulang. Tapi kami hanya duduk-duduk di tangga yang terdapat di depan gedung. Beberapa anak yang lain sibuk foto-foto, ada juga yang membeli jajanan yang dijual disekitar museum, dan juga ada yang mencari sasaran yaitu cewe’-cewe’. Waktu menunjukan sekitar pukul 4.30 sore ketika kami di panggil oleh anak yang lain untuk pulang. Kemudian kami pun berangkat untuk pulang dalam perjalanan kali ini kami banyak membicarakan tentang kekonyolan pak kumis tadi. Pasti ingin tertawa jika mengingatnya. Adajuga yang saling berbagi cerita dan kesan mereka ketika di museum tersebut.
Senin, Juni 22, 2009
Communication Day
Hadirilah Workshop “Penulisan Kreatif” bersama Ketua FLP Bekasi
Sabtu, 20 Juni 2009 pukul 08.00 s.d. Selesai
Gedung C. 102 Unisma Bekasi
Free!!!
Tulisan itu gw baca di selembaran kertas yang tadi jatoh dari diktat Kewarganegaraan gw yang mau gw taro di rak buku. Tadi diktat gw ini dipinjem sama temen gw yang jurusan komunikasi. Gw emang lagi tertarik sama dunia tulis menulis, walaupun baru bisa jadi penikimatnya aja, tapi gw punya keinginan untuk jadi seorang penulis. Aha..!! ini dia yang gw tunggu-tunggu. Ikut seminar tentang kepenulisan, yang jadi pembicaranya ketua FLP lagi…, dan yang ga’ kalah penting, gratis chuy..! waah, gw ikut ah… gw ga’ mau menyia-nyiakan kesempatan emas ini. Sebenernya sih besok gw mau pergi ke rumah sodara gw yang di Cikarang. Tapi itu mah gampang, besok lusa juga bisa.
Buat ngeyakinin, gw sms temen gw itu, dia bales sms gw, katanya bener besok mau ada seminar. Tapi dia bilang dia ga’ sengaja naro pamplet itu. dia juga nanyain gw mau ikut apa ngga’. Gw jawab aja gw ga’ bakal ikutan coz gw mau pergi ke cikarang.
Gw baru bangun tidur pas gw liat jam di hape gw nunjukin jam tujuh lewat empat puluh menit. waduh..!! gawat, gw kan mau ikutan seminar, mana mulainya jam delapan lagi…!, Cuma ada waktu 20 menit lagi, gw belom mandi, belom nyeterika baju. Gw buru-buru ambil anduk, pergi ke kamar mandi, 5 menit selesai mandi. Nyeterika baju, ganti baju, en brangkat deh. Gw brangkat bareng temen gw yang mau maen futsal di kampus. Dari kosan gw ke kampus kira-kira ngabisin waktu 10 menitan.
Sampai di kampus gw liat dari jauh, kaya’nya di ruang C102, masih sepi, belom banyak orang. Ah gw nonton futsal aja deh. Gw ngeliat ada si Jay di depan C102. apa dia mau ikut seminar ya? Gw samperin dia, ternyata dia juga mau ikut seminar. Akhirnya gw ada temennya juga deh. Eh, ketemu sama si Iya, (itu lho yang kemaren minjem diktat gw, trus yang sering di gosipin sama gw). Dia jadi panitia juga. kayanya jadi dokumentasinya, soalnya dia bawa kamera gitu. Dia kaget banget ngeliat gw, soalnya semalem gw bilang ga’ bakal dateng.
“ lho, dii, katanya ga mau dateng, katanya lu mau pergi..!?” kata Iya
“ah, tar aja perginya,lu jadi photographer ya?” kata gw.
“ng..,nggak, ini cuma suruh megangin doang. Ya udah masuk aja gih”
“Ehemm, cie..!!” kata temen-temennya serentak. Tuh kan, dicengin, tapi aah bodo amat lah. Kemudian kita ngisi absensi sebelum masuk ruangan. Si Ines sama Mila yang jadi penerima tamu. Gw Tanya sama dia, “mbak Wiwiek nya udah dateng nes?”
“Hah? Mbak wiwiek mana?” kata Ines.
“lah, itu lho ketua FLP Bekasi..”
“Mbak Elvira kali” kata Ines sama Mila serentak. (duuh, salah lagi !, tengsin bgt gw)
“oh, bukannya mbak wiwiek sulistyowati?, apa udah ganti?” gw membela diri.Perasaan gw pernah liat blognya FLP, ketuanya Wiwiek sulistyowati.
“ngga’ tau tuh” kata Ines
“ya udah gw masuk dulu ya..”
Gw pun masuk diikutin si Jay sama Mang Eli, senior di kosan gw, juga akh Ishak, temen gw dari FAI. Ternyata masih belum dimulai, karena masih nunggu narasumbernya yang belum datang. Yang hadir disitu kebanyakan anak SMA, soalnya mereka mewakili sekolahnya yang ikut lomba karya tulis ilmiah. Disana juga udah ada senior-senior dari fakultas gw. Ada Mbak dahlia, bang Candra, sama bang Lukman. “eeh, ada Adi.” Sapa mbak Dahlia
“Eeh, ada mbak Dahlia” gw balas nyapa.
Acara pun dimulai setelah setengah jam gw nunggu, Lintang yang jadi MCnya. Pembacaan rangkaian acara, . Pembukaan, dan sambutan-sambutan berlangsung dengan lancar. Akhirnya datang juga acara yang gw tunggu-tunggu. Materinya bertema “Menjadikan Ide Menjadi Tulisan” yang disampaikan oleh ketua FLP Bekasi, Elvira Suryani, S.IP. wah, kata-katanya jelas, lugas dan mudah dipahami. Gw perhatiin dengan seksama (cie…, serius amat ) materi-materinya sangat berguna buat gw. Peserta juga diminta aktif berpartisipasi, salah satunya dia ngasih kuis yang suruh tulis sepuluh kata apa aja yang berkaitan dengan keadaan kota Bekasi. Setiap pesetra mengumpulkan hasilnya kedepan. Gw terakhir ngumpulinnya coz gw salah nulis trus gw salin lagi. Dan setelah diseleksi dibacakanlah yang menurutnya bagus. Dia sebutkan nama gw!. Gw disuruh maju, dan disuruh menjadikan kata-kata tersebut menjadi sebuah paragraph. Aduuuh, jadi grogi nih gw, tapi jadi juga. Tulisan gw tadi dibacain sama mbak Ervira. Tepuk tangan hadirin bergema setelah selesai dibacakan. (gitu aja bangga.., hehe..).
“Adi, kalo punya bakat jangan didiemin aja, ntar lu nulis yah di madding!?” Kata Mbak Dahlia, senior gw yang juga ketua Senat fakultas gw.
“hehe..,ah ga’ bakat-bakat amat sih mbak,” kata gw.
“poko’nya lu harus nulis di madding.”
“Iya deh inysa Allah”.
Materi demi maeri disampaikan oleh mbak Elvira. Menarik, menantang, seru, dan banyak gw dapetin pelajaran yang sangat berharga. Sesekali jepretan kamera berkilatan di ruangan yang sering dipakai fakultas ekonomi ini, padahal ruangan ini milik fakultas pertanian. Dan, ‘ehemm, si Iya adalah salah satu photograpernya. Ah kaya’nya gw mulu tuh yang di jepret sama dia,(idiih, pede banget..!). Jam dua belas, acara diskors dulu buat solat dzuhur, dan makan siang. Eh istirahat ya..? ya udah gw mau solat dzuhur dulu, trus makan siang, tar gw lanjutin lagi. Okey??
(dah kenyang, makannya sama ayam, eh pake ayam maksud gw..)
Eh, gw lanjutin lagi ceritanya nih…
Acara dilanjut dengan pembicara mbak Nadiah, S.S., M.Si. Mbak Nadiah ini orangnya asik, masih muda tapi titelnya udah MSi. Wah, keren banget. Dia nyampaikan materi dengan penuh semangat, menarik, ceria, dan banyak humornya. Hmm, jadi seorang penulis memang menyenangkan ya kaya’nya. Mbak Nadiah juga mengajak partisipasi dari para peserta untuk ikut latihan-latihan atau kuis, udah gitu dikasih hadiah lagi.
Ceritanya disingkat ya, selanjutnya di isi dengan acara pengumuman pemenang dan pembagian hadiah untuk lomba karya tulis ilmiah tingkat SMA yang diadakan oleh Himakasi (Himpunan Mahasiswa Komunikasi). Iya ngesms gw: “dii, klo mw plang, plang aja, tar kecape’an lu sqith lg.., hee..”
Gw jawab: “ntar gw mw nungguin sertifikat dl..”
Iya lagi: “sterah sih, tp lu ga’ dpet sertifikat tw, hehe..”
Setelah pembagian hadiah ada pembagian sertifikat. Satu demi satu nama disebutkan. Sampai selesai. Lho,nama gw ko ga’ada? Bener juga kata si Iya. Wah, ini namanya diskriminasi. (alaah, paan, lagi tuh.). ntar gw tanyain deh sama panitia. Acara ditutup dengan foto bareng, tapi temen gw udah ngajakin balik, ya udah deh, pas gw mau keluar, anak ilkom pada nyegah gw. “Adi, mau kemana?” kata Ines.
“Gw balik duluan ya..” kata gw
“Eh, ntar dulu, foto bareng dulu..!”
“Temen gw udah ngajakin balik tuh..”
“ngga’ boleh, lu ngga’ boleh balik dii sebelum foto-foto..!” kata Mila dengan ancamannya sambil nge-halang-halangin gw.
Biasa lah, klo fans ketemu idolanya, suka pada minta foto bareng..! hehehe..(bener ga’..?. gw ga’ bilang kalo gw sang idola, lho..!)Akhirnya gw balik ke kosan. Di jalan gw baru inget mau nanyain sertifikat ke panitia. Waduuh, lupa banget sih gw. Ah, w telpon Iya, gw tanyain, dia bilang ada kesalahan teknis. Mungkin kelewat bagiinnya, atau pas lagi bikinnya. Dia bilang ntar dicari dulu, klo ga’ ada baru ntar dibikinin.
Hal yang bisa gw ambil, eh gw ambil apa gw petik ya..? gw petik deh, dari pengalaman ini yaitu gw bisa lebih tahu tentang dunia menulis, menjadi lebih termotivasi untuk menulis, menulis, dan menu…??, Pinter…!!. Kedua, mungkin gw punya bakat juga ya, dibidang tulis menulis? Tapi gw harus yakin gw bisa. Gw harus kembangin itu. Ketiganya gw ngerasa iri. Iri sama anak ilkom yang begitu kompak, berani capek, berani kerja keras,(kaya’ iklan multivitamin aj…) biaya yang dikeluarin juga ngga’ sedikit, acara yang begitu bagus, menurut gw semua kerja keras mereka terbayar dengan kepuasan para peserta dan suksesnya acara mereka. Salut, dua jempol, eh empat deh buat “HIMAKASI” !. (gw iri juga sama temen gw, masa dia dapet sertifikat, gw nggak…! Hiks, hiks,..). O,iya, gw ucapin makasih buat Iya yang udah minjem diktat gw walopun dicorat-coret..!, kalo dia ga’ minjem, ato pampletnya ketinggalan di diktat gw, gw ngga’ tau ada workshop en mungkin gw ga’ bisa ikut acara itu.
Udahan, ceritanya dah kelar..!
Iih…, dibilangin…,,
Gw bilang udah, ya udah…
Yee, ngeyel banget sih…
Ya udah, gw cabut ah..
Daaagh…..!!
Jumat, Juni 12, 2009
Senin, Juni 08, 2009
Badai Pasti Berlalu
Semua orang pasti akan menyambut datangnya sukses dengan tangan
terbuka. Sebaliknya, banyak orang akan berusaha agar tidak mengalami
kegagalan. Kenyataannya, sukses dan gagal merupakan "satu paket" yang
tidak bisa dipisahkan. Lalu, mengapa kita harus takut pada kegagalan?
Yang perlu kita ketahui adalah apa yang harus kita lakukan ketika
kegagalan datang. Simak yang berikut.
Jika kita sadar bahwa kegagalan itu merupakan bagian dari sukses dan
kegagalan merupakan guru yang terbaik, maka kita tidak akan takut
ketika kegagalan datang.
Hidup kita seolah berada di sebuah Perahu yang berada di tengah
samudra luas. Perlu perjuangan untuk membuat perahu tersebut melaju
menuju pulau impian yang kita tuju. Jika tidak, Perahu hanya akan
terombang-ambing entah kemana. Kita perlu terus menjadikan Perahu
bergerak dan mengarahkannya ke arah pulau impian kita. Namun, kadang
badai datang, membuat Perahu kita
oleng bahkan hampir tenggelam.
Namun perahu kehidupan memiliki sebuah keajaiban. perahu kehidupan
tidak akan pernah tenggelam selama kita memiliki harapan. Oleng
mungkin tetapi tenggelam tidak jika kita masih memiliki harapan bahwa
kita akan sampai ke tujuan yang kita impikan. Jika badai begitu lama
menggoncang perahu kita, jangan pernah menyerah, karena menyerah
adalah satu cara pasti perahu kita
tenggelam. Harapan, membuat perahu kita tidak akan pernah hancur
dihantam gelombang dan tidak akan membuat perahu kita karam.
Lalu, dari mana datangnya harapan? Harapan ada pada diri kita, sebab
tidak ada badai yang melebihi kekuatan diri kita. Sebesar-besarnya
badai masih dibawah kemampuan kita semua. Tuhan telah memberikan
kekuatan yang sangat dahsyat pada diri kita atau mendatangkan badai
yang besarnya masih ada dibawah kemampuan kita. Tuhan tidak pernah
memberikan cobaan yang melebihi
kemampuan kita.
Jagalah harapan bahwa selalu ada jalan keluar. Yakinlah bahwa kita
bisa bertahan. Pasti ada sesuatu hikmah besar dibalik kesulitan yang
kita hadapi. Semakin besar kesulitan, mungkin semakin besar dan
bernilai hikmah yang akan
kita dapatkan nanti. Jagalah harapan, karena badai pasti berlalu.
yakinlah Pada Badai yang datang menghampiri kita adalah sebuah media
pelatihan diri untuk mencapai apa yang kita inginkan. Orang tidak akan
pintar jika tidak di latih, dan Badai yang menghampiri hidup kita
adalah media pendidikan yang tepat, yang dikirim tuhan agar kita siap
untuk menajadi sukses, Tidak ada orang pintar tanpa pendidikan, Tidak
Ada orang yang bisa menyanyi tanpa latihan, Burung Elang yang perkasa
tidak akan bisa terbang tinggi tanpa terjatuh.
Maka Persiapkan Perahu kita untuk dapat menembus Badai Kehidupan yang
akan menerjang kita dari arah yang tidak bisa di prediksi. Karena
biasanya setelah badai akan ada hari yang indah. Walau terkadang
jawaban dari tuhan
tidak seperti yang kita harapkan, tetapi keindahan akan kita dapatkan
jika kita menyadarinya
Ea, Depok 28 aAPRIL 2008
********
Pengharapan itu sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita
yang telah dilabuhkan sampai kebelakang tabir.
- Terus mengharapkan yang terbaik, maka kita akan menghasilkan yang terbaik.
- Jangan bersungut-sungut tetapi mengucap syukurlah senantiasa.
_______---------_________-
artikel ini diambil dari E-mail ku yang dikirim oleh sdr."Erwin Arianto"
Rabu, Juni 03, 2009
Percaya Pada Kemampuan Diri Sendiri
“Jika ada keyakinan yang dapat menggerakkan gunung, itu adalah keyakinan
dalam diri Anda.”
-- Marie von Ebner-Eschenbach, penulis, 1830-1916
SEWAKTU masih kecil, mungkin Anda pernah mendengar kisah adaptasi yang
berjudul ‘The Little Engine That Could’? Buku itu bercerita tentang kereta
api yang bergerak menuju bukit dengan perlahan dan tersendat-sendat.
Lokomotifnya berkata pada diri sendiri, “Aku bisa, aku bisa, aku bisa.”
Kereta pun terus bergerak naik perlahan hingga tiba di atas bukit dengan
selamat.
Pelajaran sederhana yang dapat diberikan dalam cerita tersebut ialah:
percayalah pada kemampuan diri sendiri. Jika seandainya lokomotif itu tidak
percaya akan kemampuannya tiba di atas bukit, bisa jadi kisah dalam buku itu
berakhir dengan menyedihkan.
Bukan hanya lokomotif itu saja yang dapat mengatakan, “Aku bisa, aku bisa,
aku bisa”, tetapi Anda pun dapat melakukan hal yang sama. William Arthur
Ward, seorang penulis kondang asal Amerika mengatakan, ”Saya adalah pemenang
karena saya berpikir seperti pemenang, bersiap jadi pemenang, dan bekerja
serupa pemenang.” Ward betul, jika Anda berpikir menjadi seorang pemenang,
maka memang benar Anda seorang pemenang.
Kisah heroik sang lokomotif itu dalam dunia nyata dibuktikan sendiri oleh
Hendrawan, atlet bulutangkis
sudah habis oleh PBSI. Karena faktor usia dan prestasinya yang terus
menurun, PBSI bermaksud mengeluarkan Hendrawan dari Tim Pelatnas. Tapi
Hendrawan punya keyakinan sendiri, bahwa ia percaya akan kemampuannya dan
belumlah habis. Hendrawan masih percaya bahwa ia dapat meraih prestasi yang
lebih baik lagi. Dengan keyakinan dan kepercayaan diri yang tinggi, dan
tentu saja diiringi oleh kerja keras yang tidak mengenal lelah, Hendrawan
menunjukkan kepada dunia bahwa ia memang mampu meraih prestasi yang luar
biasa.
Hendrawan pun membuktikan kemampuannya setelah sempat dinyatakan sudah
habis. Tahun 1998, Hendrawan menjadi penentu kemenangan Tim Thomas
Indonesia. Pada tahun itu juga ia menjuarai Singapura Terbuka. Kemudian di
tahun 2000, Hendrawan kembali menjadi penentu kemenangan Tim Thomas
Indonesia. Di tahun itu pula ia mengukir namanya dengan meraih medali perak
dalam Olimpiade Sydney. Masih di tahun yang sama, ia menjadi runner up
Jepang Terbuka. Dan pada tahun 2001, ia menjadi Juara Dunia Tunggal Putra,
sebuah gelar yang menjadi idaman pebulutangkis manapun di dunia. Dan pada
tahun 2002, ia kembali membawa
Tanah Air.
Percaya akan kemampuan diri sendiri tak harus ditunjukkan oleh mereka yang
berprofesi sebagai atlet, yang bekerja di kantoran, yang mempunyai stamina
fisik yang prima, atau mereka yang masih muda dan memiliki semangat
menggebu-gebu. Percaya pada diri sendiri, percaya akan kemampuannya, dapat
ditunjukkan oleh siapa pun. Tanpa mengenal umur, pekerjaan, status, dan
jenis kelamin sekalipun.
Generasi sekarang mungkin hanya mengenal nama Mak Erot. Seorang tokoh
pengobatan legendaris khusus laki-laki yang kini telah tiada. Nama lain yang
tak kalah kesohornya yang hampir mirip adalah Mak Eroh. Generasi sekarang
mungkin tak mengenal nama ini. Tahun 1988, nama Mak Eroh sempat menyedot
publik nasional. Saat itu, semua orang ramai memperbincangkannya. Mak Eroh,
waktu itu berumur 50 tahun, perempuan dari Kampung Pasirkadu, Desa Santana
Mekar, Kecamatan Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat memang telah
mengukir prestasi besar.
Apa yang membuat nama Mak Eroh melambung? Mak Eroh, bergelantungan seorang
diri di lereng yang tegak di tebing cadas, di lereng timur laut Gunung
Galunggung. Mak Eroh berhasil berjuang sendirian membuat saluran air
sepanjang 47 hari. Ketika pertama kali Mak Eroh melakukannya, banyak
masyarakat sekitar yang mencibir tindakannya. Tapi hal itu tidak menyurutkan
langkahnya untuk terus bekerja. Mak Eroh percaya akan kemampuan dirinya,
walau saat itu usianya boleh dibilang tidak muda lagi. Seorang wanita yang
mustinya menikmati hari tuanya dengan menimang atau bermain dengan cucunya.
Mak Eroh yang hanya mengecap pendidikan hingga kelas III SD dan memiliki
tiga orang anak, dalam aksinya menggunakan tali areuy, tali sejenis rotan
sebagai penahan ketika bergelantungan. Sedangkan alat yang dipakai untuk
‘mengebor’ tebing cadas hanyalah cangkul dan balincong, sejenis linggis
pendek.
Saluran untuk mengalirkan air dari Sungai Cilutung akhirnya berhasil
diselesaikan. Berhentikah tindakan Mak Eroh mengebor tebing cadas? Belum.
Dengan semangat yang tak kenal menyerah, Mak Eroh melanjutkan membuat
saluran air berikutnya sepanjang 4,5 kilometer mengitari 8 bukit dengan
kemiringan 60-90 derajat. Bukan main! Pengerjaannya kali ini dibantu oleh
warga desa yang mau membantunya, setelah melihat dengan mata kepala sendiri
hasil yang telah dilakukan Mak Eroh. Dalam waktu 2,5 tahun, pekerjaan
lanjutan itu terselesaikan dengan baik. Hasilnya? Bukan hanya lahan
pertanian sawah Desa Santana Mekar yang terairi sepanjang tahun. Tapi juga
dua desa tetangga yang ikut menikmati kucuran air hasil kerja keras Mak Eroh
setelah warganya membuat saluran penerus, yaitu Desa Indrajaya dan Sukaratu.
Aksi Mak Eroh akhirnya sampai juga ketelinga Presiden Suharto. Atas aksinya
yang tergolong berani dan memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat
sekitar, Mak Eroh mendapat penghargaan Upakarti Lingkungan Hidup pada tahun
1988. Setahun kemudian, dia juga meraih penghargaan lingkungan dari PBB.
Dua kisah di atas memberikan hikmah bahwa sebenarnya kita memiliki
kepercayaan diri yang tinggi atas kemampuan yang kita miliki. Seperti yang
dikatakan oleh Mary Kay Ash, pengusaha kosmetik sukses asal Amerika, ”Anda
bisa melakukannya jika Anda berpikir demikian, dan jika Anda kira tidak
dapat melakukannya, Anda benar.” Percayalah akan kemampuan diri sendiri.
Jadilah lokomotif, dan teruslah bergerak untuk maju. (210708)
Sumber: Percaya Pada Kemampuan Diri Sendiri oleh Sonny Wibisono, penulis,
tinggal di Jakarta
[Non-text portions of this message have been removed]
diambil dari inbox di E-mail kuyang dikirim oleh"Ananto Pratikno"
Game Over
Selamat tinggal, kawan.
Salah
Dan kusadari aku telah salah menilaimu, haruskah kusalahka juga perasaan ini? dikala rasa ini datang, ternyata datang pada orang yang salah. sesalku tiada akhir.
Biar kulupakan semua salam hangatmu, senyuman manismu, sapaan lembutmu, tatapan indahmu, dan semua kata yang terkirim sebagai perhatianmu. walau sulit bagiku melupakanmu, melenyapkan rasa ini dari dalam hatiku, kan kucoba sekuat tenaga.
Kuhargai semua yang kau berikan padaku. maaf aku telah mengganggu ketetraman hidupmu, maaf ku telah mengotori inboxmu dengan kata-kata hampa, tak bermakna. hapuslah semua itu, semoga kau bahagia. kembalilah, kita tak lagi saling mengenal.
Selamat tinggal
Senin, Juni 01, 2009
selasa 2
gw posting tulisan ini juga lagi di lab, ga' ada dosennya. ya, daripada buka yang ngga'2... gw posting aja tulisan ini. lumayan bisa ngetet gratisan, heheh.. eh, udah dulu ya, dosennya dateng tuh, ntar gw ketauan lagi,...
sekian, terimakasih......
good bye...
Kamis, Mei 28, 2009
facebook dimataku
Facebook buat gw adalah sebuah alat komunikasi, salah satu sarana untuk bersosialisasi, saling mengenal satu sama lain, berdiskusi, bertukar pikiran, dan yang lainnya.
di facebook juga lah gw bisa ketemu lagi dengan temen-temen lama gw, sahabat, juga saudara jauh. facebook lah yang dapat mengajak gw untuk lebih mengenal dunia luar, berkenalan dengan orang-orang dari daerah lain yang jauh, sampei dijadiin pelampiasan orang yang ga' seneng sama gw, yg sebel, yang ngerasa bete sama gw, aduuuh, banyak deh pengalaman yang bisa gw dapetin dari facebook.
akhir-akhir ini ada yang mengeluarkan fatwa bahwa facebook itu haram,, tapi gw ga setuju dengan fatwa tersebut, karena gw ngerasa kalo gw menggunakan facebook bukan untuk hal-hal yang dilarang.
maju terus facebook.........!!!!
Selasa, Mei 26, 2009
Tempat Pengaduan
di pantai inilah biasanya ku teriakkan semua kekesalanku, masalahku, biar terlepas ke laut lepas. Atau juga ku gureskan semua masalah yang kualami di pasir putih ini dengan sepotong kayu, kemudian membiarkan sang ombak menghapus semua masalahku itu. atau mungkin, ku ambil sebuah batu sebesar genggamanku, dan kuanggap itu masalahku, lalu kulemparkan masalahku jauh-jauh. menembus ombak, dan tenggelam di laut. aku pun pulang dengan perasaan yang lega. tiada lagi beban.
telah lama aku tak lakukan hal itu lagi. kurang lebih tiga tahun. ya, mungkin inilah saatnya, disaat ini aku ingin melepaskan semua masalah yang kualami ini. aku pun berteriak sekeras-kerasnya, tak ada yang mendengar, tak ada yang menyahut lenyap dimakan debur ombak. kugureskan tulisan tak beraturan yang kuanggap permasalahanku, kemudian ombak menghapusnya. ku lemparkan batu di genggamanku ini ke lautan, dan tenggelam di dasar samudera.
tapi, kali ini belum juga kurasakan tenang dan leganya hatiku. masih ada yang mengganjal di hati dan pikiranku. mungkin terlalu berat masalah yang kualami kali ini. Pandangan mataku pun menangkap sebuah botol yang tergeletak di pasir putih itu. dan segera ku ingat catatanku ynag kusimpan di saku celanaku. catatan tentang masalahku ini. segera kuambil catatan itu, dan ku masukan kedalam botol kaca tersebut, kututup rapat. lalu kulempar ke tengah lautan, terombang-ambing di mainkan ombak, kemudian hilang ditelan samudera hindia.
aahh, lega juga akhirnya. bebas dari masalahku, aku pun pulang dengan tak ada lagi beban. rasa capek membuatku langsung menuju kamar tidurku dan terpejam.
dia lagi..!!!, kenapa dia kembali lagi!??? padahal sudah aku buang semua cerita tentang dia kedalam luasnya samudera hindia. tapi kenapa masih bisa kembali??? laki-laki itu... dia masih bersamanya. mereka bergandengan dengan mesra,
aku pun terbangun, mimpi itu lagi....
ya Tuhan, aku lupa shalat Magrib, ini sudah jam tujuh malam. ah, aku melupakanMu. akan ku kembalikan semuanya kepadaMu. ya Tuhanku, Engkaulah tempatku mengadu. ya Allah, ampuni dosaku, aku telah lama melupakanmu....
Rabu, Mei 20, 2009
SC
ada 8 orang penghuni SC. Diketuai oleh Bang fahri (tokoh utama AAC, heheh..). semua penghuni SC adalah Mahasiswa salah satu Perguruan tinggi Swasta di Bekasi yaitu UNISMA Bekasi. dengan berbagai macam suku(tapi yang paling banyak Orang Sunda euy...), dari jurusan yang ber beda2, berikut ini nama-nama para penghuni surga, eh penghuni SC ding,:
Ketua :
Nama :Fahri
TTL:
Asal: Lampung
Jurusan: Akuntansi
Angkatan:2005
Anggota:
1.
nama: Eli Sunarya
TTL: sumedang, 23/06/ 1987
asal: Sumedang
Jurusan: Teknik Elktro
angkatan: 2005
2.
nama: Asep Nazmudin
TTL:
Asal: Jonggol, Bogor
Jurusan: Ilmu Pemerintahan
Angkatan: 2007
3.
nama: Anton Suwanto
TTL:
Asal: Gabus, bekasi
Jurusan: Teknik Elektro
Angkatan: 2006
4.
nama: Rohadi
TTL:
Asal: Cibarusah, Bekasi
Jurusan: Akuntansi
Angkatan: 2006
5.
nama: Romli
TTL:
Asal: Rengas dengklok, karawang
Jurusan: Akuntansi
Angkatan: 2008
6.
nama: Imron Rosadi
TTL:
Asal: Rengas dengklok, karawang
Jurusan: Manajemen
Angkatan: 2008
7.
nama: Addie Awaludin H
TTL: Lebak, 29 11/1989
Asal: Bayah, Banten
Jurusan: Adminisrtasi Negara
Angkatan: 2008
MottoSC adalah "We Will Not Go Down", tapi gw ganti dengan " Ah GA Smart-Smart Amat"
hahahah............
Manusia Bodoh 2
Dari awal ku tak percaya
Kalau kau miliki rasa itu
Jika ku slalu kau pikirkan
Bahwa kita menyimpan perasaan yang sama
Namun entah mengapa
Sedikit demi sedikit, rasa itu datang
Seiring dengan berjalannya waktu
Semakin besarnya perhatianmu padaku
Biar kini kusimpan saja Perasanku padamu
Dalam peti yang kukunci dengan rapat
Kukubur lagi Jauh lebih dalam
Didasar hatiku..
Terlalu bodoh memang
Mengharapkan dirimu yang sempurna
Dan aku dengan keterbatasanku
Sekali lagi kumohon maafkan aku
Menjadi temanmu
Sudah lebih dari cukup bagiku
Biar kini kita jalani
jalinan persahabatan
Minggu, Mei 17, 2009
pil pres '09
masa depan bangsa tergantung pilihan kita juga chuy...!!!
key deh met pusing aj ,, w cabut dulu, daaaa.....
Kamis, Mei 14, 2009
"Budi"
si Imron lagi siap-siap pake sepatu, roni ngeliatin, trus bilang "Imron udah kaya Budi aja.."
"Budi sudarsono ya?, iya dong..!" kata si Imron dengan bangganya.
"Bukan, Budi andukk!!" kata Roni
Huahahaha..... semua pada ketawa
udah, gitu doank,,, knp, ga luchu ya??!
Go To Taman Sari
gw agak canggung nieh, coz celananya pendek beud. tengsin sih, tapi ya mo gimana lagi. untungnya ga banyak cewe'.
xxxxxxxxxxxxxxx
lagi enak-enak berenang, gw ditarik ama si joko de dasar, ampe gw ngap-ngapan. sialan tuh si joko, ampir gw pingsan. ah, udahan dulu. gw cape'. gw istirahat duduk-duduk dibangku. pas gitu, ada orang berenang ke arah joko, eh si joko maen tarik-tarik aja orang itu, pas dia sadar, "eh, maap mas . kirain temen saya" katanya. "makanya,jadi orang jangan jail jo!" kata gw. "gw kirain itu elo di", kata dia lagi. malu banget tuh kaya'nya.
si imon juga kena jail dari joko. dia mo balas dendam. dia lagi di atas, si jo di lelepin ke bawah, nah, gw jorogin dah tuh si imron, nyemplung juga akhirnya. udah tuh ribut si imron ama si joko.
xxxxxxxxxxxxxxxxx
yang lucu lagi si imron ngajakin balapan ama pandi. mungkin karena ngeliat si pandi badannya gemuk kaya' gitu, disangkanya pandi ga bisa berenang. pas di adu, waw...! luar biasa pandi dengan badannya yang buncit itu ternyata renangnya jago banget. si imron malah ga finish. ternyata kita ga bisa menilai orang dari penampilannya aja.
kliwon doang yang ga berenang, dia ga bisa berenang. sebagai gantinya, dia gw suruh fotoin kita. pas kita semua udah beres, "won, mana fotonya, gw liat donk.." ,, pas gw liat, "waduuuh,, ko' jelek-jelek amat sih, lu bsa motret ga sih?"
"engga" . katanya dengan perasaan ga bersalahnya.
"wah, bukanya bilang dari tadi". kacau, ga' ada dokumentasi weekend kali ini.
xxxxxxxxx
besoknya pas bangun tidur, pegel- pegel nih badan gw, aduuh gara-gara kemaren berenang. hari ini UTS lagi....
Jumat, Mei 08, 2009
Bingkai
UNDANGAN dari Susan kuterima di kantor menjelang pukul tiga, ketika aku keluar dari ruang rapat. Rencana menyeduh kopi untuk mengusir kantuk segera terlupakan. Perhatianku tersita pada amplop yang didesain sangat bagus.
Saat kubuka sampul plastiknya, telepon di mejaku berdering. Aku mengangkat telepon tanpa menghentikan upayaku mengeluarkan art-carton yang dicetak dengan spot ultra violet pada tulisan "Bingkai".
"Selamat siang dengan Dudi, Auto Suryatama," sambutku automatically.
"Ahai, tumben kamu ada di tempat!" Seru suara dari seberang.
"Maaf, siapakah ini?"
"Susan! Kamu lupa suaraku? Padahal baru dua bulan yang lalu kita bertemu. Tak hanya bertemu, karena sepanjang dua malam kita bersama-sama." Ada nada gemas yang merasuk ke telingaku. "Sorry, aku telepon ke kantor. Hp-mu tidak aktif."
"Astaga!" Aku tertawa dan meminta maaf. Bukan tidak aktif, lebih tepat: nomornya berbeda. "Aku baru saja menerima sebuah undangan, jadi konsentrasiku bercabang. Tampaknya ini undangan darimu! Jadi rupanya kamu serius dengan rencana itu?"
"Tentu! Kenapa tidak? Kamu pasti ingat cita-citaku sejak SMA. Sudah sejak lama aku bermimpi bisa tinggal di Ubud. Tapi tidak mungkin aku terus-terusan berlibur membuang uang di sana. Jadi kuputuskan untuk mendapatkan kepuasan batin sekaligus finansial…"
"Aku harus bertepuk tangan untuk kegigihanmu. Hebat!"
"Ini juga karena ada bara cinta yang terus-menerus membakar."
Aku terkesiap mendengarnya.
"Cintamu, Dudi!" sambung Susan.
Entahlah: seharusnya aku melonjak gembira atau terkesiap waspada mendengar ucapannya yang demikian mantap? Tentu agak mengherankan jika seorang gadis Solo memekikkan kata itu, bukan membisikkan, yang mudah-mudahan tidak sedang antre di depan kasir supermarket.
"Dudi, kenapa kamu diam saja?"
"Oh, sorry! Sebenarnya aku mau melonjak-lonjak, tapi tentu salah tempat. Di depan mejaku sudah ada yang menunggu, mau membicarakan pekerjaan…"
"Oke, Sayang. Aku akan meneleponmu lagi nanti. After office hour, ya!"
Gagang telepon masih di telinga, menunggu Susan memutuskan hubungan. Bahkan setelah hubungan telepon terputus, seperti masih kudengar nada gembira Susan di telinga. Rembes ke dalam hati. Aku menghela napas seperti keluar dari ruang yang pengap, dan kusandarkan punggungku ke kursi yang lentur. Tak ada siapa-siapa di depanku. Jadi, aku tadi berdusta. Maafkan aku, Susan. Ternyata aku telah banyak berdusta. Tapi, percayalah, kasih sayangku kepadamu begitu jujur.
***
SEINGATKU tadi Lanfang minta dibawakan kue, karena malam ini sepupunya akan datang. Sambil meluncur pulang aku merencanakan singgah di sebuah bakery. Ada toko kue langganan sebenarnya, tapi di tengah perjalanan aku terpikat pada kerumunan yang mengundang selera untuk mampir. Selintas kulihat, di kiri dan kanan tempat ramai itu juga ada kafe dan kedai roti. Jadi tak terlampau salah jika aku sejenak berhenti dan mencari tempat parkir. Untung Swift yang kukendarai bukan tipe mobil besar, sehingga mudah mendapatkan tempat.
Rupanya sedang berlangsung seremoni pembukaan sebuah galeri, yang ditandai dengan pameran karya para pelukis muda Surabaya. Kulihat sepintas, ada Joko Pekik di ruang benderang itu: ikut berpameran atau hanya diminta pidato? Entahlah! Yang terbayang olehku adalah peristiwa serupa, yang akan berlangsung minggu depan di Ubud. Dan di tengah lingkaran para tamu, kuangankan si anggun Susan, dengan rambut dibiarkan terurai, bak burung merak yang tersenyum lebar memperkenalkan galerinya. Apa namanya tadi? Bingkai!
Aku turun dari mobil, melenggang masuk dalam kerumunan. Siapa pemilik galeri ini? Kalau Lanfang tahu, tentu ingin juga "cuci mata" di sini, apalagi dia sedang keranjingan mengapresiasi seni lukis, gara-gara pernah diminta oleh majalah untuk menulis liputan pameran di Balai Pemuda. Waktu itu dia mengeluh, karena tak tahu harus mulai dari mana untuk menilai lukisan.
"Aku iki isane nulis cerpen, lha kok dikongkon gawe resensi lukisan, yok opo sih?!" Ya. Aku ini bisanya cuma menulis cerpen, kenapa disuruh membuat apresiasi lukisan, bagaimana sih?!
Aku nyaris terpingkal melihat dia mencak-mencak. Tapi rasa ingin tahu dan semangat belajarnya cukup tinggi, sehingga waktu itu, selang sehari dia bisa bertemu dengan beberapa pelukis. Bahkan hari berikutnya dia berhasil membuat janji dengan seorang kurator untuk berbincang-bincang. Seharusnya kini ia berterima kasih kepada majalah wanita di Jakarta yang pernah memintanya untuk melakukan itu. Karena sekarang pikirannya lebih sensitif terhadap seni lukis dan grafis.
Sepuluh menit kuhabiskan waktu di galeri yang berinterior minimalis. Meskipun tampaknya tidak perlu menunjukkan undangan, tapi aku tentu bukan tamu yang dimaksud. Selanjutnya aku masuk ke kedai roti di sisi kanan, dan memenuhi pesanan Lanfang.
Sepanjang sisa jalan pulang, yang kupikirkan adalah cara pergi ke Bali. Meskipun Surabaya tak terlampau jauh dari Bali, rencana ke sana di luar tugas kantor tentu akan memancing keinginan Lanfang untuk ikut. Itu tak boleh terjadi! Tidak mungkin mempertemukan dua perempuan yang kusayang itu dalam satu ruang dan waktu. Bukan khawatir akan menjadi gagasan buruk sebuah novel bagi Lanfang, tetapi pasti menyebabkan tiupan badai yang kemudian merubuhkan perkawinan.
Jadi, mesti ada perjalanan dinas ke Bali! Barangkali, agar tidak terlampau mencurigakan, isu itu harus kuembuskan ke telinga Lanfang sejak dini. Nanti malam, sebelum bercinta. Dengan demikian, tidak terkesan sebagai kepergian mendadak. Tapi… astaga, bukankah benak perempuan sering dihuni oleh akal yang fantastik? Bisa jadi, karena waktunya masih lama, Lanfang membongkar tabungan dan berinisiatif untuk ikut. Dengan cara itu, biaya penginapannya gratis, bukan?
Keringat mengembun di keningku. Tiba-tiba pendingin udara dalam mobil terasa tak sesejuk biasanya. Mungkin sebaiknya kusampaikan sehari menjelang keberangkatan. Sambil pura-pura mengeluh: kenapa perusahaan tidak pernah mempertimbangkan karyawan, seenaknya saja menugaskan keluar kota tanpa perencanaan yang matang. Aha, aku tersenyum membayangkan reaksi Lanfang, yang akan menghibur dengan: "Ya sudahlah, namanya juga tugas. Tentu ada hal yang bersifat urgent di sana." Seraya mengelus pipiku. Dan aku akan memeluknya dengan manja seperti bayi.
Tapi tarikan pipiku berubah. Senyumku beralih rasa cemas. Bagaimana jika Lanfang justru menyikapi dengan kalimat seperti ini: "Ya sudah, biar tidak suntuk di sana, aku ikut menemani. Malamnya kan bisa jalan-jalan ke kafe di Legian atau Kuta."
Belokan terakhir menjelang tiba di rumah mendadak terasa tidak nyaman. Padahal tak ada "polisi tidur" di situ. Tapi aku berharap jarak yang kutempuh masih panjang dan perlu beberapa lampu merah. Agar sempat mengatur strategi yang paling masuk akal. Namun pikiran itu tercerabut sewaktu telepon selularku bergetar. Susan!
"Hai, aku lupa meneleponmu! Tadi ada kawan yang tanya ini-itu soal acara di Ubud. Biar murah aku menggunakan event organizer milik teman SMP-ku."
"O, no problem. Kebetulan aku sudah di jalan raya."
"Ya sudah, aku paling benci melihat orang mengemudi sambil telepon. Sampai besok, ya. Mmmuah!"
Rasanya pipiku jadi basah oleh sentuhan bibirnya. Kuembuskan napas keras-keras dan mengharap rasa nyaman masuk ke dalam hati. Pagar rumah sudah di depan mata. Langit mulai gelap, lampu-lampu teras di kompleks perumahan sudah menyala. Dan seperti biasa, pembantu segera menarik-geser gerbang besi yang warnanya sudah mulai pudar. Aku memarkir mobil ke carport.
"Ingat pesananku?" Lanfang menyambut di pintu.
"Tentu, Cantik." Kuangkat tinggi-tinggi oleh-oleh titipannya.
"Terima kasih." Dipeluknya aku, meskipun aroma tubuhku tak sesegar tadi pagi. Lalu jemarinya membuka dasi dari leherku. Mudah-mudahan itu bukan caranya mencari harum parfum lain yang mungkin menempel di bajuku. Mudah-mudahan.
Yang tak ingin terjadi adalah: Lanfang menemukan undangan Susan. Aku mesti menyimpannya di tempat yang jauh dari jangkauan Lanfang.
***
AKU akan datang sehari sebelum grand opening Galeri Bingkai, yang ternyata letaknya tak jauh dari Galeri Rudana. Tempat yang sungguh rupawan dan sesuai dengan selera Susan. Dia seorang pemilih yang baik. Dia pula yang memilihkan hotel ketika aku bertugas ke Solo.
"Kamu harus menginap di Lor In," usulnya. Karena tempat itu memiliki banyak taman yang khas gaya Bali. Walaupun, ketika sudah melebur di kamar tidur yang luas, nyaris tak berbeda dengan hotel lain. Ingatanku justru selalu tersangkut pada rambut Susan yang berulang kali memenuhi wajahku. Biasanya kesibukan yang membuat tubuh kami lembab itu akan berakhir dengan aroma terapi di seluruh kamar mandi. Harum cendana memenuhi bath-tub.
"Cantik, akhir-akhir ini kamu begitu sibuk." Aku menelepon Lanfang dari kantor.
"Ya. Dalam seminggu ini aku harus sudah selesai memeriksa dan memberikan persetujuan pada calon bukuku sebelum naik cetak. Kenapa?"
"Besok aku tugas ke luar pulau. Ke Lombok, tapi mungkin singgah di kantor cabang Bali dulu. Aku belum sempat membereskan kopor, bisa minta tolong?"
"Oke, tak masalah. Kok mendadak? Berapa hari?"
"Baru kudapat surat tugasnya tadi siang. Sekarang aku harus mengambil tiket sendiri ke agen. Sekitar tiga-empat hari, tergantung bagaimana kondisi network di Lombok."
"Yo wis, ojo bengi-bengi mulihe. Kamu perlu istirahat malam ini."
Tentu tidak akan larut malam, karena sebenarnya tiket sudah kupegang. Tapi yang penting aku tahu, Lanfang begitu sibuk membaca ulang naskahnya yang sudah di-setting.
Rasanya tadi Lanfang mengingatkan agar aku cukup istirahat malam ini. Tetapi yang dilakukan berbeda dengan sarannya. Ia menandai halaman buku yang sedang dibaca, menyurutkan lampu kamar hingga temaram, lalu masuk ke bawah selimutku. Cumbuannya selalu dimulai dari bibir. Mungkin untuk mengingatkanku bahwa ia sesungguhnya tak hanya cerewet, tapi juga cekatan ketika pekerjaan larut malamnya dilakukan tanpa kata-kata.
Sebelum tertidur, Lanfang membiarkan wajahku menyusup ke lehernya. Ke dekat urat nadinya. Setidaknya ia tahu bahwa napasku terembus penuh cinta. Tetapi besok, begitu tiba di Denpasar, kutelepon Lanfang seperlunya, selanjutnya aku akan menggunakan nomor lain. Hanya Susan yang tahu nomor itu. Bagaimanapun, berdusta itu mendebarkan!
***
AKU memarkir mobil yang kupinjam dari kantor cabang di Bali. Senja baru saja lenyap. Kudengar musik sayup gamelan Bali. Rupanya Susan telah mengemas suasana menjadi begitu etnik. Kulihat dinding teras galeri mungil itu dibuat dengan batu paras. Lantai batu alam membuat kesan natural lebih mendalam. Cahaya lampu yang menyiram beranda langsung memperlihatkan wajahku, sehingga Susan yang --seperti telah kuduga sebelumnya-- anggun dengan rambut terurai dan mengenakan kain corak Bali, menoleh ke arahku. Senyumnya merekah. Aku melihat matanya berbinar.
"Oke, teman-teman, para undangan dan wartawan, kekasih yang kutunggu sudah tiba. Kita akan mulai acaranya…"
Aku agak kikuk, namun Susan meleburnya dengan pelukan yang begitu mesra. Ada beberapa bule yang hadir di sana. Justru membuat Susan tidak merasa sungkan mencium bibirku. Dan entah kenapa, para wartawan itu begitu gemar dengan hal-hal yang berlangsung sebentar tetapi berdenyar. Mereka memotret. Sejenak mataku silau.
Namun ketika pelukan Susan lepas dan aku mencoba mengitarkan pandangan, di antara pengunjung kulihat seseorang yang sangat kukenal. Mataku masih terpengaruh oleh kilat lampu blitz. Tapi tidak mungkin lupa wajah istriku.
Lanfang ada di sudut itu! Dengan sebuah kamera digital di tangannya. Wajahnya tertegun. Atau terpesona? Tapi parasnya memucat.
"Baiklah," ujar master of ceremony. "Kita akan mendengar awal gagasan mengenai Galeri Bingkai. Silakan Susan bercerita untuk kita…"
Selanjutnya telingaku tidak menangkap kata-kata Susan, karena segera bergegas mengejar Lanfang yang beringsut begitu cepat ke arah pintu keluar. Aku mengutuk diriku yang mengganti nomor handphone. Pasti ia telah mencoba menghubungiku sejak kemarin. Apakah aku juga harus mengutuk majalah yang memintanya meliput acara ini? Bukankah dia sedang sibuk dikejar batas waktu oleh penerbit bukunya?
"Lanfang!" aku memanggil.
Di luar sunyi, tapi tidak dengan degup jantungku yang gemuruh.
"Nama Bingkai kupilih karena…." Suara Susan semakin sayup. Sementara di taman yang separuh gelap itu, aku mencari degup jantung Lanfang. ***
dapet ngedownload di http://www.kolomkita.com/