Minggu, Juni 28, 2009

Study Tour


Hari itu, kamis 25 Juni 2009, pagi yang cerah dan mentari tersenyum menyapaku. Aku tiba di kampus setelah 10 menit berjalan kaki dari kost-an ku. Didepan gedung fisip sudah ada beberapa orang yang berkumpul. Satu buah bis juga sedang menunggu kedatangan para mahasiswa jurusan Ilmu Pemerintahan dan Ilmu Administrasi Negara yang akan pergi ke Gedung Arsip Nasional dan Museum Fatahilah di Jakarta. Ya, hari ini kami akan study tour untuk memperdalam ilmu dalam mata kuliah Sejarah Pemerintahan Indonesia. Aku pun berbaur dengan teman-temanku yang sudah duluan datang. Kami menunggu anak-anak yang belum datang sambil mengobrol. Beberapa menit kemudian satu persatu mereka berdatangan sampai semuanya telah datang. Upacara pelepasan dilaksanakan dengan sederhana yang di pimpim oleh Dekan Fisip Bapak Aos Koswandi untuk memberikan sedikit pesan dan wejangan kepada anak didiknya sebelum meninggalkan kampus. Kami pergi bersama dosen pembimbing kami yaitu Ibu Eni dan Pak Andi.

Kami pun naik kedalam bis yang berisikan kurang lebih 30 kursi, lengkap dengan pendingin ruangan serta satu buah televisi. Bis yang merupakan milik universitas ini terbilang masih sangat baik kondisinya serta nyaman. dan sesaat kemudian berangkatlah rombongan kami meninggalkan kampus Unisma Bekasi. Dalam perjalanan kami saling bercanda, berbagi cerita, ada juga yang tidur, mendengarkan musik, dan lain sebagainya.

Pada pukul 9.30 kami tiba di gedung arsip nasional atau disebut juga ARNI (Arsip Nasional Republik Indonesia). Kami pun masuk kedalam gedung yang jika kita lihat dari pintu masuk maka akan tampak di sebelah kanan ada diorama perjuangan Indonesia, kemudian ada semacam relief yang menggambarkan presiden Indonesia dari pertama sampai yang sekarang, yang diatasnya bertuliskan “Senyuman Indonesiaku”. Di depan pintu ada tempat penerimaan tamu atau recepsionis dengan background patung burung garuda yang diapit oleh foto presiden dan foto wakil presiden Indonesia. Sementara di sebelah kanan terdapat miniature atau maket gedung arsip serta plakat peresmian dan renovasi gedung arsip nasional. Ada juga beberapa tempat duduk atau ruang tunggu. Karena pemandunya masih melayani para pengunjung lain, maka kami pun menunggu sambil mengamati benda benda yang ada diana. Tidak lupa juga kami mengabadikannya dengan berfoto bersama.

Setelah pengunjung lain telah selesai, kami pun diperbolehkan untuk naik ke lantai dua. Dengan menaiki tangga. Ternyata di sini adalah tempat pajangan foto-foto tentang perjuangan bangsa Indonesia sampai merdeka, kegiatan pemerintahan Indonesia dari jaman dulu sampai sekarang. Dan banyak lagi foto-foto lainnya. Kemudian aku dan anak-anak lainnya melihat-lihat dan membaca serta mencatat semua informasi yang ada, dan yang tidak kalah pentingnya, foto-foto bersama .Selanjutnya kami dipandu untuk memasuki ruangan yang dipenuhi dengan kursi-kursi dan meja yang berjajar rapi seperti ruang sidang. Dengan meja khusus untuk pembicara yang berada di depan, leng kap dengan laptop, dan projector. Sebenarnya lebih mirip ruang pertemuan atau ruang seminar, bisa juga ruang rapat, atau yang sebagainya. Pemandu tadi pun membuka acara dengan memberikan ucapan selamat datang pada rombongan kami, dan beliau langsung mempersilahkan kami untuk menonton film pendek tentang gedung arsip nasional sebagai gambaran awal kami untuk mengenal gedung arsip nasional ini.

Setelah lampu dimatikan, diputarlah film pendek tersebut. Segala informasi mengenai gedung arip nasional mulai dari sejarahnya, kegunaan, proses pengarsipan, dan lain sebagainya dijelaskan dalam film yang berdurasi kurang lebih 10 menit ini. Banyak informasi dan pengetahuan yang dapat diambil dari film tersebut.

Setelah film selesai, datanglah seorang arsiparis bersama bapak Andi, dan pemandu yang tadi yang bernama ibu Sri beliau menempati bangku didepan yang untuk pembicara. Dimulai dengan memperkenalkan diri, bapak itu bernama Langgeng. Beliau adalah seorang lulusan Sejarah. setelah mengucapkan sambutannya, Bapak Langgeng kemudian menjelaskan tentang koleksi-koleksi yang dimiliki oleh ANRI, macam-macamnya, serta hal-hal lain yang lebih detail mengenai arsip nasional ini, khususnya yang menyangkut tentang sejarah pemerintahan Indonesia. Sesi Tanya jawab dibuka setelah penjelasan yang dibawakan oleh pak Langgeng selesai. Dan kunjungan di ruang ini pun kami lengkapi dengan penyerahan tanda mata dari universitas dan diakhiri dengan acara foto bersama.

Kemudian dari ruangan itu, kami diperbolehkan masuk ke ruang baca atau perpustakaan. Dialam ruang baca terdapat banyak buku tentang arsip, sejarah, serta buku lainnya. Di sana juga terdapat beberapa unit computer untuk mengakses informasi tentang arsip. Dan koleksi yang dimilikinya. Sayang waktu kami terbatas, karena kami juga akan melanjutkan perjalanan menuju museum fatahilah dan saat itu waktu telah menunjukan sekitat pukul 12 siang. Keluar dari gedung A kami foto bersama di halaman gedung ANRI, setelah itu kami menuju mushola untuk sholat dzuhur.

Selesai sholat kemudian kami menuju bis untuk makan siang. Karena lapar dan capek kami pun makan dengan lahapnya. Setelah makan siang, perjalanan pun dilanjutkan kembali. Kali ini menuju museum fatahilah, Jakarta Barat. Perjalanan kali ini sepertinya rombongan sudah banyak yang capek, apalagi sesudah makan pastinya semua terdiam di kursi masing-masing dan banyak pula yang tertidur, hanya sedikit saja dari mereka yang masih mengobrol dan bercanda. Cukup lama kami menempuh perjalanan ini. Ditambah dengan macetnya lalu-lintas di Jakarta.

Setelah melewati kota tua yang banyak sekali bangunan bangunan besar yang sudah tua dan bernuansa eropa, beberapa menit kemudian kami pun tiba di Museum Fatahilah. Museum ini berada dekat Stasiun Kota, Jakarta barat. Gedung yang memiliki luas halaman kira-kira 200 meter persegi dan di sana banyak sepeda ontel yang disewakan untuk para pengunjung, serta tempat yang sangat bagus untuk bersantai saat sore hari karena nuansanya yang damai, dan bersahabat. Banyak pengunjung yang terdiri dari berbagai usia, namun lebih banyak anak-anak muda yang sedang santai sore, nongkrong bersama teman atu foto-foto di halaman gedung tersebut.. Sedangkan gedungnya terbilang sangat besar juga, dengan nuansa jaman dulunya masih terasa kuat, tapi masih telihat kokoh. Kami pun langsung masuk kedalam gedung museum. Setelah membayar karcis masuk museum, kemudian kami di pandu oleh seorang pemandu bersafari warna biru tua, seorang laki-laki tua dengan kumis baplang sepeperti pak raden, dan kulit sawo busuk, serta perawakan yang tinggi kurus, wajahnya tidak kalah sangar dengan ketua KPK nonaktif, Antasari Azhar. Dia kelihatannya sudah lama menjadi pemandu wisata di rumah tua tersebut.

Kami kemudian diajak menuju suatu tempat yang di dindingnya terdapat papan besar bertuliskan bahasa belanda. Pak kumis itu kemudian membuka acara wisata kami dengan mengucapkan selamat datang pada kami, mengenalkan sejarah gedung tua tersebut, dan dijelaskan pula arti tulisan yang ada di papan besar tersebut yang intinya berisi tentang pembangunan dan peresmian gedung tersebut. Dari penjelasannya, gedung ini dahulunya pernah dipakai untuk pengadilan, penjara bawah tanah, basis pertahanan belanda di Jakarta, serta pernah juga dijadikan tempat pembantaian orang-orang tionghoa pada jaman dahulu. Bapak itu ternyata baik juga, dibalik muka sangarnya terdapat selera humor yang tinggi. Dari situ kami diajak melihat penjara bawah tanah, bahkan kami diajak memasuki penjara tersebut. Dalam ruangan yang memiliki luas 6x3x1,68 tersebut sangat gelap, baunya tak sedap, pengap dan panas, disana juga terdapat banyak sekali bola-bola besi yang katanya adalah peluru meriam. Setelah penjara bawah tanah kami menuju meriam besar yang dinamai “si Jagur”, sumur tua tempat dahulu dipakai untuk minum dan mandi oleh para tahanan, lalu masuk lagi ruangan yang banyak terdapat pernak-pernik lampu hias, naik keatas ada lukisan tentang penangkapan Pangeran Diponegoro, piring dan macam-macam keramik dari cina, kursi dan meja tempat pertemuan dan sidang, pedang yang dipakai untuk hukuman pancung, prasasti dari berbagai kerajaan di Indonesia, foto-foto dan lukisan jaman penjajahan, dan masih banyak lagi yang tidak bisa aku jelaskan di sini. Entah berapa ruangan yang kami kunjungi dalam gedung itu, dan entah berapa banyak koleksi museum yang kami lihat dan semuanya sangat berkesan dan menambah banyak pengetahuanku. Selama mengelilingi gedung ini tak heti-hentinya pak kumis itu membuat kami tertawa karena kejenakaannya dan tebak-tebakan konyolnya. Dan pastinya kami tidak mau melupakam momen di setiap ruangan, maka kami mengabadikannya dengan foto-foto.

Sampai akhirnya kami pun selesai menjelajahi seluruh isi museum ini. Dan seperti biasa, penjelajahan ini kami akhiri dengan foto bersama. Selanjutnya kami bebas bermain dulu sebelum pulang. Tapi kami hanya duduk-duduk di tangga yang terdapat di depan gedung. Beberapa anak yang lain sibuk foto-foto, ada juga yang membeli jajanan yang dijual disekitar museum, dan juga ada yang mencari sasaran yaitu cewe’-cewe’. Waktu menunjukan sekitar pukul 4.30 sore ketika kami di panggil oleh anak yang lain untuk pulang. Kemudian kami pun berangkat untuk pulang dalam perjalanan kali ini kami banyak membicarakan tentang kekonyolan pak kumis tadi. Pasti ingin tertawa jika mengingatnya. Adajuga yang saling berbagi cerita dan kesan mereka ketika di museum tersebut. Ada yang bilang menyeramkan, mengasikkan, seru, menyesal karena hanya sebentar, ada juga yang menceritakan pengalamannya tentang perkenalannya dengan seorang gadis cantik yang akhirnya sangat lucu sekali karena dia ternyata di cuekin oleh gadis tersebut. Anak itu memang bandel, dia tidak memperhatikan pemandu, tetapi sibuk mencari sasaran yang tidak lain adalah gadis-gadis cantik. Ada-ada saja, disaat anak-anak lain membicarakan benda-benda atau koleksi dan sejarah tentang museum tersebut, dia malah membicarakan cewek’. Ada juga yang jahil mengerjai seorang teman kami sampai kami tertawa terbahak-bahak, intinya semuanya merasa bahagia, gembira, dan suka ria setelah melakukan study tour ini. Rasa penat kami setelah beberapa bulan belajar dan mengerjakan tugas-tugas seakan menguap. Kami tiba dikampus pukul 18.05. seterlah sholat maghrib, anak cowo’ berencana untuk makan bersama di sebuah cafe. Kami pun menuju kesana dan memesan ayam rica-rica dan bihun goreng. Karena laparnya kami sampai berebut bengambil lauknya. Kebersamaan yang indah dan nikmatnya makan bersama teman-teman berakhir ketika makanan kami habis dan semua berpisah untuk pulang ke rumah masing-masing, (tentunya setelah membayar makanan kami) Tapi momen kali ini tidak kami akhiri dengan foto-foto. Pekerjaan rumah dan tugas pun telah menyambut kami di rumah, bersiap lagi untuk melanjutkan proses perkuliahan yang sangat menjenuhkan, dan sebentar lagi UAS akan datang.

Senin, Juni 22, 2009

Communication Day

COMMUNICATON DAY !!
Hadirilah Workshop “Penulisan Kreatif” bersama Ketua FLP Bekasi
Sabtu, 20 Juni 2009 pukul 08.00 s.d. Selesai
Gedung C. 102 Unisma Bekasi
Free!!!


Tulisan itu gw baca di selembaran kertas yang tadi jatoh dari diktat Kewarganegaraan gw yang mau gw taro di rak buku. Tadi diktat gw ini dipinjem sama temen gw yang jurusan komunikasi. Gw emang lagi tertarik sama dunia tulis menulis, walaupun baru bisa jadi penikimatnya aja, tapi gw punya keinginan untuk jadi seorang penulis. Aha..!! ini dia yang gw tunggu-tunggu. Ikut seminar tentang kepenulisan, yang jadi pembicaranya ketua FLP lagi…, dan yang ga’ kalah penting, gratis chuy..! waah, gw ikut ah… gw ga’ mau menyia-nyiakan kesempatan emas ini. Sebenernya sih besok gw mau pergi ke rumah sodara gw yang di Cikarang. Tapi itu mah gampang, besok lusa juga bisa.

Buat ngeyakinin, gw sms temen gw itu, dia bales sms gw, katanya bener besok mau ada seminar. Tapi dia bilang dia ga’ sengaja naro pamplet itu. dia juga nanyain gw mau ikut apa ngga’. Gw jawab aja gw ga’ bakal ikutan coz gw mau pergi ke cikarang.


Gw baru bangun tidur pas gw liat jam di hape gw nunjukin jam tujuh lewat empat puluh menit. waduh..!! gawat, gw kan mau ikutan seminar, mana mulainya jam delapan lagi…!, Cuma ada waktu 20 menit lagi, gw belom mandi, belom nyeterika baju. Gw buru-buru ambil anduk, pergi ke kamar mandi, 5 menit selesai mandi. Nyeterika baju, ganti baju, en brangkat deh. Gw brangkat bareng temen gw yang mau maen futsal di kampus. Dari kosan gw ke kampus kira-kira ngabisin waktu 10 menitan.

Sampai di kampus gw liat dari jauh, kaya’nya di ruang C102, masih sepi, belom banyak orang. Ah gw nonton futsal aja deh. Gw ngeliat ada si Jay di depan C102. apa dia mau ikut seminar ya? Gw samperin dia, ternyata dia juga mau ikut seminar. Akhirnya gw ada temennya juga deh. Eh, ketemu sama si Iya, (itu lho yang kemaren minjem diktat gw, trus yang sering di gosipin sama gw). Dia jadi panitia juga. kayanya jadi dokumentasinya, soalnya dia bawa kamera gitu. Dia kaget banget ngeliat gw, soalnya semalem gw bilang ga’ bakal dateng.
“ lho, dii, katanya ga mau dateng, katanya lu mau pergi..!?” kata Iya
“ah, tar aja perginya,lu jadi photographer ya?” kata gw.
“ng..,nggak, ini cuma suruh megangin doang. Ya udah masuk aja gih”
“Ehemm, cie..!!” kata temen-temennya serentak. Tuh kan, dicengin, tapi aah bodo amat lah. Kemudian kita ngisi absensi sebelum masuk ruangan. Si Ines sama Mila yang jadi penerima tamu. Gw Tanya sama dia, “mbak Wiwiek nya udah dateng nes?”
“Hah? Mbak wiwiek mana?” kata Ines.
“lah, itu lho ketua FLP Bekasi..”
“Mbak Elvira kali” kata Ines sama Mila serentak. (duuh, salah lagi !, tengsin bgt gw)

“oh, bukannya mbak wiwiek sulistyowati?, apa udah ganti?” gw membela diri.Perasaan gw pernah liat blognya FLP, ketuanya Wiwiek sulistyowati.
“ngga’ tau tuh” kata Ines
“ya udah gw masuk dulu ya..”
Gw pun masuk diikutin si Jay sama Mang Eli, senior di kosan gw, juga akh Ishak, temen gw dari FAI. Ternyata masih belum dimulai, karena masih nunggu narasumbernya yang belum datang. Yang hadir disitu kebanyakan anak SMA, soalnya mereka mewakili sekolahnya yang ikut lomba karya tulis ilmiah. Disana juga udah ada senior-senior dari fakultas gw. Ada Mbak dahlia, bang Candra, sama bang Lukman. “eeh, ada Adi.” Sapa mbak Dahlia
“Eeh, ada mbak Dahlia” gw balas nyapa.

Acara pun dimulai setelah setengah jam gw nunggu, Lintang yang jadi MCnya. Pembacaan rangkaian acara, . Pembukaan, dan sambutan-sambutan berlangsung dengan lancar. Akhirnya datang juga acara yang gw tunggu-tunggu. Materinya bertema “Menjadikan Ide Menjadi Tulisan” yang disampaikan oleh ketua FLP Bekasi, Elvira Suryani, S.IP. wah, kata-katanya jelas, lugas dan mudah dipahami. Gw perhatiin dengan seksama (cie…, serius amat ) materi-materinya sangat berguna buat gw. Peserta juga diminta aktif berpartisipasi, salah satunya dia ngasih kuis yang suruh tulis sepuluh kata apa aja yang berkaitan dengan keadaan kota Bekasi. Setiap pesetra mengumpulkan hasilnya kedepan. Gw terakhir ngumpulinnya coz gw salah nulis trus gw salin lagi. Dan setelah diseleksi dibacakanlah yang menurutnya bagus. Dia sebutkan nama gw!. Gw disuruh maju, dan disuruh menjadikan kata-kata tersebut menjadi sebuah paragraph. Aduuuh, jadi grogi nih gw, tapi jadi juga. Tulisan gw tadi dibacain sama mbak Ervira. Tepuk tangan hadirin bergema setelah selesai dibacakan. (gitu aja bangga.., hehe..).
“Adi, kalo punya bakat jangan didiemin aja, ntar lu nulis yah di madding!?” Kata Mbak Dahlia, senior gw yang juga ketua Senat fakultas gw.
“hehe..,ah ga’ bakat-bakat amat sih mbak,” kata gw.
“poko’nya lu harus nulis di madding.”
“Iya deh inysa Allah”.

Materi demi maeri disampaikan oleh mbak Elvira. Menarik, menantang, seru, dan banyak gw dapetin pelajaran yang sangat berharga. Sesekali jepretan kamera berkilatan di ruangan yang sering dipakai fakultas ekonomi ini, padahal ruangan ini milik fakultas pertanian. Dan, ‘ehemm, si Iya adalah salah satu photograpernya. Ah kaya’nya gw mulu tuh yang di jepret sama dia,(idiih, pede banget..!). Jam dua belas, acara diskors dulu buat solat dzuhur, dan makan siang. Eh istirahat ya..? ya udah gw mau solat dzuhur dulu, trus makan siang, tar gw lanjutin lagi. Okey??

(dah kenyang, makannya sama ayam, eh pake ayam maksud gw..)
Eh, gw lanjutin lagi ceritanya nih…
Acara dilanjut dengan pembicara mbak Nadiah, S.S., M.Si. Mbak Nadiah ini orangnya asik, masih muda tapi titelnya udah MSi. Wah, keren banget. Dia nyampaikan materi dengan penuh semangat, menarik, ceria, dan banyak humornya. Hmm, jadi seorang penulis memang menyenangkan ya kaya’nya. Mbak Nadiah juga mengajak partisipasi dari para peserta untuk ikut latihan-latihan atau kuis, udah gitu dikasih hadiah lagi.

Ceritanya disingkat ya, selanjutnya di isi dengan acara pengumuman pemenang dan pembagian hadiah untuk lomba karya tulis ilmiah tingkat SMA yang diadakan oleh Himakasi (Himpunan Mahasiswa Komunikasi). Iya ngesms gw: “dii, klo mw plang, plang aja, tar kecape’an lu sqith lg.., hee..”
Gw jawab: “ntar gw mw nungguin sertifikat dl..”
Iya lagi: “sterah sih, tp lu ga’ dpet sertifikat tw, hehe..”
Setelah pembagian hadiah ada pembagian sertifikat. Satu demi satu nama disebutkan. Sampai selesai. Lho,nama gw ko ga’ada? Bener juga kata si Iya. Wah, ini namanya diskriminasi. (alaah, paan, lagi tuh.). ntar gw tanyain deh sama panitia. Acara ditutup dengan foto bareng, tapi temen gw udah ngajakin balik, ya udah deh, pas gw mau keluar, anak ilkom pada nyegah gw. “Adi, mau kemana?” kata Ines.
“Gw balik duluan ya..” kata gw
“Eh, ntar dulu, foto bareng dulu..!”
“Temen gw udah ngajakin balik tuh..”
“ngga’ boleh, lu ngga’ boleh balik dii sebelum foto-foto..!” kata Mila dengan ancamannya sambil nge-halang-halangin gw.
Biasa lah, klo fans ketemu idolanya, suka pada minta foto bareng..! hehehe..(bener ga’..?. gw ga’ bilang kalo gw sang idola, lho..!)Akhirnya gw balik ke kosan. Di jalan gw baru inget mau nanyain sertifikat ke panitia. Waduuh, lupa banget sih gw. Ah, w telpon Iya, gw tanyain, dia bilang ada kesalahan teknis. Mungkin kelewat bagiinnya, atau pas lagi bikinnya. Dia bilang ntar dicari dulu, klo ga’ ada baru ntar dibikinin.

Hal yang bisa gw ambil, eh gw ambil apa gw petik ya..? gw petik deh, dari pengalaman ini yaitu gw bisa lebih tahu tentang dunia menulis, menjadi lebih termotivasi untuk menulis, menulis, dan menu…??, Pinter…!!. Kedua, mungkin gw punya bakat juga ya, dibidang tulis menulis? Tapi gw harus yakin gw bisa. Gw harus kembangin itu. Ketiganya gw ngerasa iri. Iri sama anak ilkom yang begitu kompak, berani capek, berani kerja keras,(kaya’ iklan multivitamin aj…) biaya yang dikeluarin juga ngga’ sedikit, acara yang begitu bagus, menurut gw semua kerja keras mereka terbayar dengan kepuasan para peserta dan suksesnya acara mereka. Salut, dua jempol, eh empat deh buat “HIMAKASI” !. (gw iri juga sama temen gw, masa dia dapet sertifikat, gw nggak…! Hiks, hiks,..). O,iya, gw ucapin makasih buat Iya yang udah minjem diktat gw walopun dicorat-coret..!, kalo dia ga’ minjem, ato pampletnya ketinggalan di diktat gw, gw ngga’ tau ada workshop en mungkin gw ga’ bisa ikut acara itu.


Udahan, ceritanya dah kelar..!


Iih…, dibilangin…,,


Gw bilang udah, ya udah…

Yee, ngeyel banget sih…

Ya udah, gw cabut ah..
Daaagh…..!!

Jumat, Juni 12, 2009

Senin, Juni 08, 2009

Badai Pasti Berlalu


Semua orang pasti akan menyambut datangnya sukses dengan tangan
terbuka. Sebaliknya, banyak orang akan berusaha agar tidak mengalami
kegagalan. Kenyataannya, sukses dan gagal merupakan "satu paket" yang
tidak bisa dipisahkan. Lalu, mengapa kita harus takut pada kegagalan?
Yang perlu kita ketahui adalah apa yang harus kita lakukan ketika
kegagalan datang. Simak yang berikut.

Jika kita sadar bahwa kegagalan itu merupakan bagian dari sukses dan
kegagalan merupakan guru yang terbaik, maka kita tidak akan takut
ketika kegagalan datang.

Hidup kita seolah berada di sebuah Perahu yang berada di tengah
samudra luas. Perlu perjuangan untuk membuat perahu tersebut melaju
menuju pulau impian yang kita tuju. Jika tidak, Perahu hanya akan
terombang-ambing entah kemana. Kita perlu terus menjadikan Perahu
bergerak dan mengarahkannya ke arah pulau impian kita. Namun, kadang
badai datang, membuat Perahu kita
oleng bahkan hampir tenggelam.

Namun perahu kehidupan memiliki sebuah keajaiban. perahu kehidupan
tidak akan pernah tenggelam selama kita memiliki harapan. Oleng
mungkin tetapi tenggelam tidak jika kita masih memiliki harapan bahwa
kita akan sampai ke tujuan yang kita impikan. Jika badai begitu lama
menggoncang perahu kita, jangan pernah menyerah, karena menyerah
adalah satu cara pasti perahu kita
tenggelam. Harapan, membuat perahu kita tidak akan pernah hancur
dihantam gelombang dan tidak akan membuat perahu kita karam.

Lalu, dari mana datangnya harapan? Harapan ada pada diri kita, sebab
tidak ada badai yang melebihi kekuatan diri kita. Sebesar-besarnya
badai masih dibawah kemampuan kita semua. Tuhan telah memberikan
kekuatan yang sangat dahsyat pada diri kita atau mendatangkan badai
yang besarnya masih ada dibawah kemampuan kita. Tuhan tidak pernah
memberikan cobaan yang melebihi
kemampuan kita.

Jagalah harapan bahwa selalu ada jalan keluar. Yakinlah bahwa kita
bisa bertahan. Pasti ada sesuatu hikmah besar dibalik kesulitan yang
kita hadapi. Semakin besar kesulitan, mungkin semakin besar dan
bernilai hikmah yang akan
kita dapatkan nanti. Jagalah harapan, karena badai pasti berlalu.

yakinlah Pada Badai yang datang menghampiri kita adalah sebuah media
pelatihan diri untuk mencapai apa yang kita inginkan. Orang tidak akan
pintar jika tidak di latih, dan Badai yang menghampiri hidup kita
adalah media pendidikan yang tepat, yang dikirim tuhan agar kita siap
untuk menajadi sukses, Tidak ada orang pintar tanpa pendidikan, Tidak
Ada orang yang bisa menyanyi tanpa latihan, Burung Elang yang perkasa
tidak akan bisa terbang tinggi tanpa terjatuh.

Maka Persiapkan Perahu kita untuk dapat menembus Badai Kehidupan yang
akan menerjang kita dari arah yang tidak bisa di prediksi. Karena
biasanya setelah badai akan ada hari yang indah. Walau terkadang
jawaban dari tuhan
tidak seperti yang kita harapkan, tetapi keindahan akan kita dapatkan
jika kita menyadarinya

Ea, Depok 28 aAPRIL 2008


********

Pengharapan itu sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita
yang telah dilabuhkan sampai kebelakang tabir.

- Terus mengharapkan yang terbaik, maka kita akan menghasilkan yang terbaik.
- Jangan bersungut-sungut tetapi mengucap syukurlah senantiasa.

_______---------_________-
------------________

artikel ini diambil dari E-mail ku yang dikirim oleh sdr."Erwin Arianto"
dari millis Sarikata.com

Semoga bermanfaat buat temen-teman semua.

Rabu, Juni 03, 2009

Percaya Pada Kemampuan Diri Sendiri

“Jika ada keyakinan yang dapat menggerakkan gunung, itu adalah keyakinan
dalam diri Anda.”
-- Marie von Ebner-Eschenbach, penulis, 1830-1916

SEWAKTU masih kecil, mungkin Anda pernah mendengar kisah adaptasi yang
berjudul ‘The Little Engine That Could’? Buku itu bercerita tentang kereta
api yang bergerak menuju bukit dengan perlahan dan tersendat-sendat.
Lokomotifnya berkata pada diri sendiri, “Aku bisa, aku bisa, aku bisa.”
Kereta pun terus bergerak naik perlahan hingga tiba di atas bukit dengan
selamat.

Pelajaran sederhana yang dapat diberikan dalam cerita tersebut ialah:
percayalah pada kemampuan diri sendiri. Jika seandainya lokomotif itu tidak
percaya akan kemampuannya tiba di atas bukit, bisa jadi kisah dalam buku itu
berakhir dengan menyedihkan.

Bukan hanya lokomotif itu saja yang dapat mengatakan, “Aku bisa, aku bisa,
aku bisa”, tetapi Anda pun dapat melakukan hal yang sama. William Arthur
Ward, seorang penulis kondang asal Amerika mengatakan, ”Saya adalah pemenang
karena saya berpikir seperti pemenang, bersiap jadi pemenang, dan bekerja
serupa pemenang.” Ward betul, jika Anda berpikir menjadi seorang pemenang,
maka memang benar Anda seorang pemenang.

Kisah heroik sang lokomotif itu dalam dunia nyata dibuktikan sendiri oleh
Hendrawan, atlet bulutangkis Indonesia. Tahun 1997, Hendrawan dinyatakan
sudah habis oleh PBSI. Karena faktor usia dan prestasinya yang terus
menurun, PBSI bermaksud mengeluarkan Hendrawan dari Tim Pelatnas. Tapi
Hendrawan punya keyakinan sendiri, bahwa ia percaya akan kemampuannya dan
belumlah habis. Hendrawan masih percaya bahwa ia dapat meraih prestasi yang
lebih baik lagi. Dengan keyakinan dan kepercayaan diri yang tinggi, dan
tentu saja diiringi oleh kerja keras yang tidak mengenal lelah, Hendrawan
menunjukkan kepada dunia bahwa ia memang mampu meraih prestasi yang luar
biasa.

Hendrawan pun membuktikan kemampuannya setelah sempat dinyatakan sudah
habis. Tahun 1998, Hendrawan menjadi penentu kemenangan Tim Thomas
Indonesia. Pada tahun itu juga ia menjuarai Singapura Terbuka. Kemudian di
tahun 2000, Hendrawan kembali menjadi penentu kemenangan Tim Thomas
Indonesia. Di tahun itu pula ia mengukir namanya dengan meraih medali perak
dalam Olimpiade Sydney. Masih di tahun yang sama, ia menjadi runner up
Jepang Terbuka. Dan pada tahun 2001, ia menjadi Juara Dunia Tunggal Putra,
sebuah gelar yang menjadi idaman pebulutangkis manapun di dunia. Dan pada
tahun 2002, ia kembali membawa Indonesia mempertahankan Piala Thomas ke
Tanah Air.

Percaya akan kemampuan diri sendiri tak harus ditunjukkan oleh mereka yang
berprofesi sebagai atlet, yang bekerja di kantoran, yang mempunyai stamina
fisik yang prima, atau mereka yang masih muda dan memiliki semangat
menggebu-gebu. Percaya pada diri sendiri, percaya akan kemampuannya, dapat
ditunjukkan oleh siapa pun. Tanpa mengenal umur, pekerjaan, status, dan
jenis kelamin sekalipun.

Generasi sekarang mungkin hanya mengenal nama Mak Erot. Seorang tokoh
pengobatan legendaris khusus laki-laki yang kini telah tiada. Nama lain yang
tak kalah kesohornya yang hampir mirip adalah Mak Eroh. Generasi sekarang
mungkin tak mengenal nama ini. Tahun 1988, nama Mak Eroh sempat menyedot
publik nasional. Saat itu, semua orang ramai memperbincangkannya. Mak Eroh,
waktu itu berumur 50 tahun, perempuan dari Kampung Pasirkadu, Desa Santana
Mekar, Kecamatan Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat memang telah
mengukir prestasi besar.

Apa yang membuat nama Mak Eroh melambung? Mak Eroh, bergelantungan seorang
diri di lereng yang tegak di tebing cadas, di lereng timur laut Gunung
Galunggung. Mak Eroh berhasil berjuang sendirian membuat saluran air
sepanjang 47 hari. Ketika pertama kali Mak Eroh melakukannya, banyak
masyarakat sekitar yang mencibir tindakannya. Tapi hal itu tidak menyurutkan
langkahnya untuk terus bekerja. Mak Eroh percaya akan kemampuan dirinya,
walau saat itu usianya boleh dibilang tidak muda lagi. Seorang wanita yang
mustinya menikmati hari tuanya dengan menimang atau bermain dengan cucunya.

Mak Eroh yang hanya mengecap pendidikan hingga kelas III SD dan memiliki
tiga orang anak, dalam aksinya menggunakan tali areuy, tali sejenis rotan
sebagai penahan ketika bergelantungan. Sedangkan alat yang dipakai untuk
‘mengebor’ tebing cadas hanyalah cangkul dan balincong, sejenis linggis
pendek.

Saluran untuk mengalirkan air dari Sungai Cilutung akhirnya berhasil
diselesaikan. Berhentikah tindakan Mak Eroh mengebor tebing cadas? Belum.
Dengan semangat yang tak kenal menyerah, Mak Eroh melanjutkan membuat
saluran air berikutnya sepanjang 4,5 kilometer mengitari 8 bukit dengan
kemiringan 60-90 derajat. Bukan main! Pengerjaannya kali ini dibantu oleh
warga desa yang mau membantunya, setelah melihat dengan mata kepala sendiri
hasil yang telah dilakukan Mak Eroh. Dalam waktu 2,5 tahun, pekerjaan
lanjutan itu terselesaikan dengan baik. Hasilnya? Bukan hanya lahan
pertanian sawah Desa Santana Mekar yang terairi sepanjang tahun. Tapi juga
dua desa tetangga yang ikut menikmati kucuran air hasil kerja keras Mak Eroh
setelah warganya membuat saluran penerus, yaitu Desa Indrajaya dan Sukaratu.


Aksi Mak Eroh akhirnya sampai juga ketelinga Presiden Suharto. Atas aksinya
yang tergolong berani dan memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat
sekitar, Mak Eroh mendapat penghargaan Upakarti Lingkungan Hidup pada tahun
1988. Setahun kemudian, dia juga meraih penghargaan lingkungan dari PBB.

Dua kisah di atas memberikan hikmah bahwa sebenarnya kita memiliki
kepercayaan diri yang tinggi atas kemampuan yang kita miliki. Seperti yang
dikatakan oleh Mary Kay Ash, pengusaha kosmetik sukses asal Amerika, ”Anda
bisa melakukannya jika Anda berpikir demikian, dan jika Anda kira tidak
dapat melakukannya, Anda benar.” Percayalah akan kemampuan diri sendiri.
Jadilah lokomotif, dan teruslah bergerak untuk maju. (210708)

Sumber: Percaya Pada Kemampuan Diri Sendiri oleh Sonny Wibisono, penulis,
tinggal di Jakarta


[Non-text portions of this message have been removed]

diambil dari inbox di E-mail kuyang dikirim oleh"Ananto Pratikno"

Game Over

Ga nyangka, ternyata aku terjebak dalam cinta yang salah, terbujuk dalam tipu daya makhluk yang bernama wanita. Aku tertipu dengan pesonanya. Ya, aku telah salah menilainya, ternyata sifatnya tak seindah wajahnya. lupakan dia, dia tak pantas untukku.
Selamat tinggal, kawan.

Salah

yah, ternyata semua itu hanya bayang semu yang takkan jadi nyata. kebaikan, perhatian dan rasa peduli hanyalah kiasan semata. taka ada yang namanya cinta, kasih dan sayang. yang hanya adalah tipu daya dan bujukan yang menyesatkan. dari awal aku memang tak percaya, hanya rasa ini yang terus berkecamuk didalam dada. yang menyeretku kejalan yang salah. kini baru kusadari sumua tak seperti yang kupikirkan, tak ada lagi rasa.

Dan kusadari aku telah salah menilaimu, haruskah kusalahka juga perasaan ini? dikala rasa ini datang, ternyata datang pada orang yang salah. sesalku tiada akhir.

Biar kulupakan semua salam hangatmu, senyuman manismu, sapaan lembutmu, tatapan indahmu, dan semua kata yang terkirim sebagai perhatianmu. walau sulit bagiku melupakanmu, melenyapkan rasa ini dari dalam hatiku, kan kucoba sekuat tenaga.

Kuhargai semua yang kau berikan padaku. maaf aku telah mengganggu ketetraman hidupmu, maaf ku telah mengotori inboxmu dengan kata-kata hampa, tak bermakna. hapuslah semua itu, semoga kau bahagia. kembalilah, kita tak lagi saling mengenal.

Selamat tinggal

Senin, Juni 01, 2009

selasa 2

hari selasa jam 10.30 ada mata kuliah komputer yang bertempat di lab komputer sainstech Unisma bekasi. kalo ga' ada dosennya, anak-anak pada buka situs2 yang lagi marak-maraknya saat itu. biasanya buka situs pertemanan seperti friendster, facebook, dan yang lainnya. ada-ada aja nin bocah, tapi gw juga sama, hehehe...

gw posting tulisan ini juga lagi di lab, ga' ada dosennya. ya, daripada buka yang ngga'2... gw posting aja tulisan ini. lumayan bisa ngetet gratisan, heheh.. eh, udah dulu ya, dosennya dateng tuh, ntar gw ketauan lagi,...

sekian, terimakasih......
good bye...